The Spirit Of Java

 

Kota Surakarta atau Solo mempunyai julukan The spirit of java.

Rohnya jawa atau jiwanya jawa begitulah sebutanya. Kota Surakarta terkenal dengan kota budaya dan seni.

kata jawa identik dengan Jawa Tengah terutama daerah Solo dan sekitarnya.

Huruf “O” pertama dalam kata “Solo The Spirit of Java” diambil dari bentuk dasar motif batik yang menjadi salah satu ikon utama kota Solo.

Dari situlah Solo juga disebut dengan kota batik yang menjujung tinggi akan seninya.

Saya sendiri asli Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Dengan tulisan ini saya mau berbagi info tentang solo.

Mau tau penjelasanya? simak yuk!..

Arti Solo..

Setiap nama pasti punya makna dan cerita tersendiri.

Begitu pula dengan Kota Surakarta atau sering disebut Kota Solo ini. Sejarah mencatat bahwa nama Solo berasal dari kata Sala. Lidah jawa sering merubah huruf “A” jadi “O” maka jadilah Solo.

Dahulu daerah Solo sangat banyak tumbuh subur pohon sala. Pohon sala itu sejenis dengan pohon pinus. Seperti yang tertulis dalam serat Babad Sengkala yang disimpan di Sana Budaya Yogyakarta.

Sala berasal dari bahasa Jawa asli ( lafal bahasa jawa : Solo ) Pada akhirnya orang-orang mengenalnya dengan nama Kota Solo.

Apa perbedaan Solo dan Surakarta..

Bagi orang luar terutama yang belum pernah ke Kota Solo pasti dibuat bingung dengan dua kata tersebut.

Sebernanya sih Solo dan Surakarta itu dua sebutan yang sama. Solo itu ya Surakarta, Surakarta itu ya Solo.

Surakarta adalah nama resmi dan administratif kota Solo. semua instansi pemerintahan, sekolah, dan gedung pelayanan masyarakat menggunakan nama Surakarta. kata Sala dan Solo sendiri hanya merupakan nama lain dari Surakarta, dan bukan nama resmi.

Kata Surakarta sendiri berasal dari sebuah kerajaan “Surakarta Hadiningrat”. Menurut kisah nama Kerajaan Surakarta ini muncul setelah hancurnya Kerajaan Kartosuro.

Jadi sampai sini, teman-teman tambah mudeng (faham) atau mubeng ( bingung)?..

Kopi mana kopi..hehehe. Tenangkan pikiran dulu.

Selakali lagi surakarta itu nama resmi kepresidenan. Adapun Solo bukan kata resmi, bisa dibilang nama gaulnya..heheheh.

Letak Kota Solo..

Surakarta atau sering dikenal Solo suatu daerah yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Sisi timur Kota Solo dilewati oleh sungai terpanjang di Jawa. Bengawan Solo begitulah orang-orang menyebutnya.

Merupakan penyebab terkenalnya Kota Solo adalah dengan adanya hamparan sungai Bengawan ini. Terabadikan dalam sebuah  lagu keroncong Bengawan Solo oleh gesang (pencipta lagu).

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar.
Sebelah Barat berbatasan dengan  : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar.
Sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan. Sebelah Utara berbatasan dengan  : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.

 Car Free Day..

Saya suka dengan kebijakan pemerintah Kota Solo ini. Car free day atau biasa disebut CFD yang terpusat di Jalan Slamet Riyadi .

Ketika saya liburan di rumah adek-adek sering mengajak jalan-jalan pagi. Mumpong masih di rumah, saya pun mengiyakan, demi adek tercinta.

Car free day sendiri dilaksanakan tiap sepekan sekali, yaitu pada hari ahad pagi. Semua akses jalan pun ditutup sementara sampai jam 10.00 Wib.

Disini saya mau berbagi pengalaman agar car free day berjalan lancar.

Ada beberapa hal yang Perlu diperhatikan bagi pengunjung CFD Jalan Slamaet Riyadi, diantaranya;

  • Biasakan parkir kendaraan di tempat parkir, jangan parkir di bahu jalan.
  • Jangan sekali-kali menaruh barang atau duduk diatas rel kereta api sepanjang Jalan Slamet Riyadi
  • Bagi yang membawa anak kecil, harap selalu diawasi.
  • Buanglah sampah pada tempatnya.
  • bagi yang mau menyebrang jalan dengan kendraan, harap matikan mesin.

 

Jangan sampai terulang lagi..

Sering sekali pelanggaran-pelanggaran pengunjung membuat petugas bersikap lebih tegas.

Akhir-akhir ini pemerintah Kota Solo memberikan peraturan bagi pengunjung yang memakirkan kendaraan sembarangan. Tak segan-segannya petugas akan menggembok roda dan akan dikenakan denda.

Sebenarnya pemerintah sudah menyediakan tempat parkiran resmi. Tapi masih banyak juga yang memakirkan kendaraan di bahu jalan.

Sepanjang Jalan Slamet Riyadi dilewati oleh rel kereta api. Kereta api yang membelah tepat ditengah Kota Solo. Sepanjang jalan rel kereta api tak ada pembatas yang menghalangi antara jalan raya dengan rel.

Sampai sekarang kereta ini masih aktif tapi dihari-hari tertentu saja. Sering kali waktu car free day  kereta itu lewat dan terhalang oleh mobil atau gerobak para penjual.

Lupa waktu..

banyaknya penjual dan beraneka ragam pertunjukkan membuat saya lupa waktu. Sering tak terasa tiba-tiba sudah jam 9 pagi.

Saya biasa sama adek berangkat pagi-pagi jam enam pagi. Ya karena jam enam sampai delapan ramai-ramainya para penjual.

Udara yang segar diwaktu pagi ditambah banyaknya pertunjukkan menjadikan betah disana. Buat teman-teman yang mau mengunjungi car free day jangan lupa bawa jam ya?. Agar bisa terkondisikan waktunya dan tidak menabrak kegiatan lain.

Banyaknya fikiran dan kerjaan bisa terobati dengan jalan-jalan dipagi hari. Tapi kelamaan jalan-jalan kadang membuat saya lupa diri. mana kerjaaan masih banyak ..ee ditinggal jalan-jalan.

Dompet menipis…

Biasa, salah satu sifat manusia adalah pengin sesuatu.

Pernah suatu hari saya membawa beberapa lembar uang untuk membeli barang yang sudah direncanakan. Saya pastikan nanti pasti masih ada kembalian banyak.

Setan pun tak henti-hentinya membisiki ditelinga saya.

“Ayo diborong tu semuanya”

“Mumpong ada diskonan tu jam tanganya juga bagus”

Bisikan-bisikan syaiton terus merasuki telinga. Akhirnya barang-barang yang tak begitu penting bagi saya terbelilah.

Waktu membeli suatu barang, saya tidak berfikiran akan kebutuhan yang lain. Ah baru sadar ketika sampai rumah, ternyata itu termasuk tabdziir.

Penyesalan pun terjadi diakhir perbuatan. Ya iyalah diakhir, kalao diawal namaya pendaftaran. Betul nggak?

Tak sadar kalau uang sudah ada tempatnya masing-masing. Hehehe emang dunia ini fana, maka jangan tertipu olehnya.

Mau nggak mau saya harus menabung lagi untuk membeli kebutuhan yang lainya.

Kota primadona..

Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumya, Kota solo adalah kota primadona. Banyak perantuan diluar jawa sana, entah di Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Kalau ditanyain asal mana, maka jawabanya dari Kota Solo.

Realita kebanyakan mereka bukan asli solo. Orang perantauan kebanyakan dari daerah Wonogiri, Sragen, Boyolali dan sekitarnya.

Seperti yang pernah saya alami ketika bertemu dengan salah satu orang perantaun. Waktu itu saya berada di Yogyakarta dan bertemu dengan salah satu penjual. Sempat tawar menawar akan daganganya lalu ngobrol ngalor ngidul.

“mbak, krim ini harga berapa?”

“lima puluh ribu mas”

“Wah, mahal amat, dua puluh ribu yah?”

Setelah tawar menawar beberapa menit, akhirnya saya dapat harga dua puluh ribu.

Ditengah-tengah transaksi, si penjual bilang kalau dia orang Solo. Wah, kebetulan saya juga orang orang Solo juga. Kami pun mengobrol sejenak.

“Solonya daerah mana mbak”

“Karanganyar mas”

Dalam hati saya membatin “Karangayar kok masuknya Solo”. Padahal sudah beda kabupaten, beda kepengurusan pemerintahan juga.

Usut demi usut ternyata penyebutan Kota Solo itu hanya memudahkan lawan bicara. Orang-orang taunya Solo, walaupun rumah aslinya di Sragen, Womogiri dan sekitarnya.

Sekian dulu yah sepenggal kisah saya. Mohon mahaf kalau bahasanya amburadul. Harap maklum, masih Newbie.

Makasih…

Wassalamualaikum Warohmatullah Wabarokaatuh.

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: